Ketika itu hanya ada satu dalam pemikiran " memikirkannnya" mengurai indahnya panorama hati.. Cinta yang sepadan, menjuntai lurus penuh makna.
Aku lurus dalam gerak penantian, membaca hati dalam keinginan kita.
Hanya memiliki cinta yang membumbungkan semangat dan gairah belajar..
Kita akan balik meniti waktu bersama.
"Aku mencintaimu" Katamu. aku yakin ini yang membuat hatiku membunga, tidak ada wanita yang tidak bahagia dicintai. tapi sulit mengatakan "aku juga mencintaimu" banyak yang dipertimbangkan, banyak yang harus dimaknai sebelum menyatukan hati.
Padanan kehidupan tidak akan terasa seketika itu juga, semua butuh waktu. Aku tidak tahu komitmen apa yang kusuguhkan untuk mencintaimu, berat bagiku.
Waktu terus berjalan, bertahun sudah aku memaknai semuanya, sampai aku berdiri pada batas kesanggupanku mencerna,, Ternyata hanya hati yang mampu menjawab "Kita sepadan dalam garis keturunan yang senada, bukan keningratan yang menjadi masalah, tapi kesatuan butuh satu kalimat " Kita ternyata dalam Nuansa keturunan yang sama, sama baiknya, sama itikatnya dan sama falsafahnya. sekarang aku bisa berkata "Kau pantas mencintaiku dan aku pun pantas mencintaimu atas dasar keturunan dan kebaikan falsafah dari asal usul kita masing-masing" Cinta memang sebaiknya sepadan...